22 Mei 2017

Panglima Armabar Jajaki Pembelian Drone Intai Buatan Austria

22 Mei 2017


Drone Schiebel S-100 buatan Austria (all photos : Tribun Batam)

Batam (ANTARA News) - Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Aan Kurnia menyatakan masih menjajaki rencana pembelian drone intai buatan Austria untuk membantu pengamanan di laut.

Hal itu dikatakan Pangarmabar usai menyaksikan uji coba pesawat tanpa awak (drone) intai Rajawali S-100 buatan PT Schiebel Elektronische Gerate Gmbh, Austria di Perairan Batam, Kepulauan Riau, Sabtu.

"Kami masih dalam penjajakan untuk pembelian drone guna membantu tugas pengamanan laut. Untuk pengamatan awal lebih efektif kalau pakai alat seperti ini dari pada helikopter. Jadi kami cari yang memiliki kemampuan sesuai dengan tugas kami," kata dia.

Drone Rajawali S-100 berbentuk helikopter yang diuji coba didukung oleh sistem yang memiliki kemampuan tinggi dan merupakan perangkat yang mudah dibawa untuk operasi laut maupun darat. 

Drone ini mampu diaplikasikan sebagai alat intai jarak jauh, operasi di pesisir pantai, dukungan misi, pelindungan convoy, pengamanan multi sensor, anti penyelundupan, keamanan perbatasan, SAR dan pengawasan multi sensor.

Spesifikasi terbang yang dimiliki drone meliputi kecepatan terabang maksimul 130 knot (240 km/jam), kecepatan laju 100 knot (185 kilometer per jam) dan kecepatan operasi 55 knot (100km/jam). 



Drone tersebut juga memiliki daya terbang lebih dari enam jam dengan playload 25 kilogram dan kemampuan ketinggian jelajah 18.000 fl (5500 meter).

Spesifikasi teknis drone antara lain diameter rotor utama 3400 mm, panjang total 3110 mm, tinggi 1120 mm, berat maksimal T/O 200 kg, berat kosong 110 kilogram, kemampuan tanki bahan bakar interna 57,1 liter, tangki BBM eksternal mencapai 25,4 liter dan mampu menjangkau data link sejauh 200 kilometer.

Drone dilengkapi layar mission control yang dapat memberikan informasi video dengan waktu nyata dari kamera pilot termasuk penampilan data penerbangan seperti pada umumnya di pesawat modern.

Dengan tampilan multi fungsi pada layar kontrol, pesawat mampu memberikan informasi dan peringatan tentang sistem yang ada di pesawat dan di darat.

Arsitektuk dan link yang dimiliki drone tersebut juga mampu menyediakan data dengan bendwidth yang tinggi sehingga secara bersamaan dapat mengirimkan multiple video streams dan memungkinkan integrasi yang sederhana dari bermacam-macam payload.

"Secara umum sudah bagus. Namun untuk kameranya belum sesuai dengan harapan kami. Katanya kamera yang dipakai kali ini belum yang terbaik, makanya kami masih dalam tahap penjajakan," kata Aan.

14 komentar:

  1. lah bukannye AL uda mesen Skeldar V-200?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa bang kalo juragan banyak uang pasti didatangi pedagang buat presentasi. Borong semua ajah... xixixixi

      Hapus
    2. oiye sepesial buat yg bajet naek, dasar horang kayaaaa godaanye byk yach om jon haha!

      Hapus
    3. Ntar kalo bosen bisa dihibahkan ke jiran yg sebelah onoh om palu. Kasihan bujet military nya kena songlap terus. Tak de wang.... upsss

      Hapus
    4. jgn acchh syg, mending masuk satria mandala aza, mayan buat namba koleksi spy generasi mendatang tau kita punya "banyaaakkk"maenan haha!

      jiran masih kaya lah om joni,cmn skr masih fokus tot itu tuch yg under supervisi om ak haha!

      pis om pis, kabuurrr aachh haha!tung tung tungg

      Hapus
  2. Balasan
    1. omm om, basarnas pake tipe copter SDO 50V2 buatan Swiss. tp kalo mesen s100, bagi link britanya dong om saru???

      -bakamla pake rajawali 350 alias skeldar 350

      sayap tetep
      -AD pake rajawali 330

      -AU pake "aerostar"


      wulung dan rajawali 720, guwe gak tau masuk mana, ada yg tau?

      Hapus
    2. Wulung masuk ke TNI AU om palu gada...Rajawali 720 rencana ke TNI AD...

      Hapus
    3. ajiepppp..itu yg 720 male uav khan?bisa patroli 24 jem donk haha!bner2 bakalan super duper yummy

      Hapus
    4. Iya Male UAV...tp msh prototype...klw kemampuan lg di kotak katik..oleh balitbang kemhan...seperti itu om palu gada..

      Hapus
    5. Yg alap alap kemarin diuji terbang 7 jam nonstop oleh bppt radius mencapai 100km.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. beli tuh Israel punya, yg udah dibeli TNI. Itu yg bagus. Soalnnya musuh (Singapore) juga pake teknologi yg sama. Beli malah yg abal2x... kalo mau pinter itu yg dibikin ama Isral dibuka, dicontoh, bikin sendiri...gituuu.

    BalasHapus
  5. Beli donk UAV anak bangsa kan juga udah bagus kualitas Nya.

    BalasHapus