24 April 2017

China May Build Six Carriers and Ten Overseas Bases

24 April 2017

Liaoning carrier battle group (photo : sinodefence)

In an editorial published Friday to mark the anniversary of China's navy, the official military outlet PLA Daily suggested that the nation needs six aircraft carriers, an enlarged marine corps and ten naval bases in friendly foreign nations. 

"In the long run, China needs to develop its own aircraft carrier battle teams, with at least six aircraft carriers, maritime forces led by guided missile destroyers, as well as attack submarines," said Xu Guangyu, a senior advisor to the China Arms Control and Disarmament Association. "China will build about ten more bases for the [carriers] . . . Hopefully, China could have bases in every continent, but that depends on countries which would like to cooperate with China."

The PLA Daily said that the purpose of the enlarged carrier fleet would be to enable the PLA(N) to "break through" the first island chain (Japan, Taiwan and the Philippines) to exert its power in the Western Pacific. 

The PLA(N) now has about a dozen fighter pilots trained to operate from the deck of its sole flat-top, the Soviet-built ski jump carrier Liaoning. It will soon take delivery of a second, similar carrier built by CSIC. A newer design for future hulls, the Type 002, is reportedly patterned on American carrier layouts. 

China is already building its first-ever overseas military base, a "support facility" in Djibouti, and it is also funding the construction of new seaports at Gwadar, Pakistan and Hambantota, Sri Lanka. While Hambantota is a commercial venture, Pakistani officials originally proposed the port at Gwadar as a naval base, and China is providing military assistance to guard it from a local insurgency. 

The three facilities are at the core of Chinese President Xi Jinping's 21st Century Maritime Silk Road, the seagoing component of his government's multi-billion-dollar "Belt and Road" project to connect China with markets to the west. In comments Thursday, Xi promised to "promote China's great opening up and development under the 'Belt and Road' framework."

(MarEx)

10 komentar:

  1. Cina memang serius untuk membangun AL nya .Dengan di bangunnya pangkalan militer di beberapa tempat penting di luar negri memasukkan china navy sebagai Blue Water Navy .
    Djibouty,negara di afrika timur pintu masuk ke laut tengah pilihan yang tepat dan strategis oleh china .Demikian juga Srilanka dan Pakistan sangat strategis untuk mengurung India sebagai musuh utama China .
    Malaysia juga sudah memberi izin kapal perang China mendapatkan bekal ulang di Bandar Kinabalu .Global Times, media rasmi Beijing, menyifatkan persinggahan kapal selam itu simbol kepercayaan politik China-Malaysia “mencapai tahap tinggi yang baru”.Saat memberitakan kedatangan kapal selam China berlabuh di kinibalu .
    Tapi sebaliknya pihak berkuasa India yang dipetik sebuah badan penyiaran New Delhi sebagai mempersoalkan alasan kapal selam itu berlabuh bagi “berehat dan mendapat bekalan”.

    Indonesia punya posisi jelas tidak mendukung sesiapa menggunakan pelabuhannya untuk bekal ulang tetap untuk armada negara lain . Kecuali untuk urusan kemanusiaan dan kunjungan persahabatan .
    Prof Azmi Hassan dari Institut Sains dan Teknologi Geospatial di Universiti Teknologi Malaysia, berkata kehadiran kapal perang atau kapal selam asing di perairan Malaysia adalah perkara lazim selain membuktikan kerjasama dan diplomasi di antara 2 negara.
    Menurutnya, ia ekoran persefahaman ketenteraan antara Kuala Lumpur dan Beijing 2 tahun lepas.Artinya sudah ada kesepakatan antara Kerajaan Malaysia dan pemerintah China.Kapal selam Amerika Syarikat umpamanya sering singgah di Pelabuhan Klang. Yang penting, kehadiran kapal selam asing mengikut perundangan pertahanan Malaysia,” katanya kepada FMT.
    Azmi berkata isu itu menunjukkan Malaysia mengamalkan dasar luar yang tidak berat sebelah kepada kuasa besar tertentu.
    Sungguh sulit menebak langkah Malaysia dalam percaturan politik Internasional .Sepertinya tidak punya power sedikitpun terhadap negara besar . Apakah nanti Malaysia menyerahkan wilayahnya sebagai arena perang kekuatan kekuatan besar seperti India,AS,dan China?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di semenanjung sulit. Namun sabah dan sarawak mudah karena tidak memiliki raja. Betul kata soekarno dulu. Sabah dan sarawak akan menjadi kakitangan neo imperialis.

      Hapus
  2. Indonesia selalu mempromosikan perdamaian di dunia . Jelas tidak ingin kawasan sekitarnya dijadikan arena saling intip dan intai para negara besar. Kapal selam adalah senjata strategis yang selalu di catat dan dicaritahu keberadaannya oleh lawan .Amerika selalu mencatat dan mencari tahu setiap pergerakan kapaltempur/kapal selam Rusia dan China. Dimana posisi terakhirnya pasti dicaritahu .Demikian juga China melakukan hal yang sama .Itulah dunia spionase militer .Tak peduli dimasa damai sekalipun . Kalau kapal china merapat dipelabuhan Malaysia pasti dibayang-bayangi spionase AS .jadilah Malaysia sebagai tempat petak umpet seperti jerry dan tom . Yah Malaysia memang negara berdaulat dia bebas menentukan halatuju negrinya . Tidaklah saya bermaksud mencampuri dalaman malaysia tapi satuhal yang perlu diingat kita perlu suasana yang damai untuk membangun .Janganlah biarkan kawasan rantau asean sebagai tempat mengatur strategi oleh kekuatan-kekuatan besar.Gajah bertarung lawan gajah ,pelanduk mati ditengah. .

    BalasHapus
  3. @unknow


    anda terlalu naif bro..

    Tiada 1 pun negara asean yg punya 100% kewenangan menentukan halatuju sendiri..sekadar memilih yg terbaik..
    Tak terkecuali indonesia






    BalasHapus
  4. Wong sugih kays raya... ekonomi yg kuat bisa menjadi kekuatan militer yg modern dan tangguh.
    Itu semua karena anggaran ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  5. Indonesia mampu bersaing jika betul2 fokus dalam ekonomi.. belajar dgn china... bila dah kaya boleh la jadi pelindung di asean ni... bangunkan kekuatan secara sendiri...

    BalasHapus
  6. Indonesia mampu bersaing jika betul2 fokus dalam ekonomi.. belajar dgn china... bila dah kaya boleh la jadi pelindung di asean ni... bangunkan kekuatan secara sendiri...

    BalasHapus
  7. hmnn, jika membangun 6 ato lebih kapal induk maka, harus diitung berapa lama waktu pembuatannya serta biaya operasionalnya kelak.

    kalo mau menyaingin AL amrik, maka butuh 21 kapal induk pesawat sperti amrik, 11(CVN)+10(klas wasp-america)

    kalo cuman bangun kapal induk non nuklir, umurnya kan pendek, perhitungan gw biar 30 taun kedepan gak bakalan kekejer target nyaingin AL amrik. asumsi satu kapal induk bangun 5-6 taun, pake dua galangan aja baru dpt 10 slama 25 taun. blom termasuk mro/refit buat yg yg lama.

    mnurut guwe proyek sia2 buat banyakin kapal induk gini, kcuali kalo rrc hobi tempur kyk amrik,timteng,eropa.
    lah trakhir rrc perang aja PDII, yg skrg cuman jago baris bebaris haha! tapi keren.

    BalasHapus